Jumat, 26 Desember 2014

LAPORAN TEKNOLOGI FERMENTASI WINE



WINE
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Produk fermentasi merupakan produk yang dihasilkan dengan bantuan mikroorganisme atau bakteri yang menguntungkan. Anggur atau biasa disebut Wine yang merupakan fermntasi yang dibantu oleh bakteri asam laktat dalam proses penmbuatannya. Produk minuman fermentasi selain menggunakan anggur dapat juga digunakan bahan baku seperti apel, pisang dan juga salak. Pemilihan bahan baku dan juga penambahan volume starter yang berbeda-beda dapat menentukan rasa maupun kualitas dari suatu minuman anggur (Bayu, 2012). Oleh karena itu, Praktikum ini perlu dilakukan.
Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk untuk mempelajari pengaruh volume starter terhadap sifat organoleptik wine apel.


TINJAUAN PUSTAKA
Wine merupakan minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari jus anggur yang difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah anggur menyebabkan buah tersebut dapat difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzim, ataupun nutrisi lain. Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari tipe tertentu. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan mengubahnya menjadi alkohol.  Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan, tergantung pada tipe dari wine yang akan diproduksi (Yasa, 2011).
Dalam industri pengolahan makanan, buah-buahan biasanya diolah menjadi manisan dan jus, buah-buahan juga dapat diekstrak dan difermentasi menjadi wineWine adalah minuman beralkohol yang dibuat dari jus buah, terutama anggur yang difermentasi dengan bantuan yeast atau khamir. Wine yang dibuat dari buah-buahan dikenal dengan nama fruity wine atau anggur buah (Rahmadi, 2008).
Selain menggunakan buah anggur, minuman wine juga dapat dibuat dari buah-buahan lain yang banyak mengandung gula, seperti apel, berry, lengkeng, ataupun nenas. Penamaan minuman anggur atau wine yang dibuat dari selain buah anggur biasanya menyertakan nama buah yang digunakan, seperti wine apel, ataupun wine berry dan secara umum disebut dengan Fruity wine, sedangkan jika wine terbuat dari bahan pangan yang mengandung pati, seperti beras dan gandum, maka wine tersebut lebih dikenal dengan istilah minuman Sake (barley wine atau rice wine).  Minuman wine yang dibuat dari bahan baku jahe dikenal dengan sebutan Brandy (Anonim, 2010).
 Buah yang baik untuk digunakan dalam pembuatan wine apabila mengandung asam-asam seperti asam tartat, malat dan sitrat. Asam tartat adalah antioksidan dan menghasilkan rasa asam. Asam malat juga dikenal sebagai asam buah terutama pada apel. Asam sitrat adalah pengawet alami dan juga memberi rasa asam. Karakteristik dan mutu wine ditentukan oleh komposisi bahan baku, proses fermentasi, dan perubahan-perubahan yang terjadi baik alami atau disengaja dalam periode setelah fermentasi selesai (Nuraeni, 2012).
Khamir adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi jus buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen (Ranizar, 2013).

PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 November 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Pangan Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Alat dan Bahan Praktikum
a.   Alat-alat praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini adalah panci tahan karat, kain paris, gelas piala, erlenmeyer, botol steril, waring blender, pisau tahan karat, selang plastik dan kompor.
b.Bahan-bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah buah apel, air matang, ragi merek NKL, ragi roti fermifan merah, gula pasir dan asam sitrat.

Prosedur Kerja
1.    Dicuci bersih buah apel dan dipotong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil.
2.    Dihancurkan dengan waring blender dan ditambahkan air (1:1).
3.    Diperas dengan kain saring dan cairan buah dipanaskan pada suhu 70°C selama 10 menit.
4.    Diatur pH filtrat dengan asam sitrat  dan ditambahkan gula pasir 10%.
5.    Dipanaskan pada suhu 70°C selama 20 menit dan dimasukkan dalam botol steril.
6.    Didinginkan dalam suhu kamar, ditambahkan starter.
7.      Diinkubasi selama 3 minggu pada suhu kamar
                        HASIL PENGAMATAN
Hasil Pengamatan
Tabel 1.1. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Wine Parameter Rasa
Nama Panelis
Jumlah Starter
5
7,5
10
12,5
15
17,5
Pupe
1
2
3
3
3
3
Anggi
2
1
3
3
3
3
Uniq
2
3
2
2
3
3
Eka
1
2
2
2
2
2
Mimi
2
2
3
3
2
3
Dila
2
3
3
2
2
2
Ismi
1
2
3
3
4
3
Ami
2
2
3
3
3
3
Nida
2
1
3
4
4
3
Wiwin
2
3
3
3
3
2
Ayiq
2
3
3
3
3
2
Devi
1
2
3
3
2
3
Lina
2
1
3
4
2
2
Ryan
2
2
3
3
2
2
Ika
1
2
3
3
3
2
Keterangan     :
1          =  Sangat tidak suka
2          = Tidak suka
3          = Netral
4          = Suka
5          = Sangat suka


Tabel 1.2. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Wine Parameter Aroma
Nama Panelis
Jumlah Starter
5
7,5
10
12,5
15
17,5
Pupe
2
3
2
3
3
2
Anggi
2
3
1
3
4
3
Uniq
1
2
2
3
3
3
Eka
2
2
2
3
3
2
Mimi
2
1
2
3
3
2
Dila
2
3
3
3
3
3
Ismi
3
3
4
2
3
2
Ami
3
2
3
2
3
3
Nida
1
2
3
1
3
2
Wiwin
2
1
2
2
3
1
Ayiq
2
2
2
2
3
2
Devi
2
2
1
2
3
2
Lina
2
2
3
3
3
2
Ryan
1
2
3
4
3
1
Ika
2
3
3
3
3
3
Keterangan     :
1          =  Sangat tidak suka
2          = Tidak suka
3          = Netral
4          = Suka
5          = Sangat suka

Tabel 1.3. Hasil Pengamatan Uji Hedonik Wine Parameter Warna
Nama Panelis
Jumlah Starter
5
7,5
10
12,5
15
17,5
Pupe
2
3
2
3
2
2
Anggi
3
2
3
2
2
2
Uniq
2
2
4
2
3
3
Eka
3
3
3
2
2
4
Mimi
3
2
3
4
2
2
Dila
4
3
2
3
2
1
Ismi
3
2
2
4
3
2
Ami
3
1
1
3
2
2
Nida
4
2
3
3
2
3
Wiwin
3
3
3
2
2
3
Ayiq
3
2
3
1
3
2
Devi
3
1
2
2
3
1
Lina
3
2
2
2
3
2
Ryan
3
2
1
2
3
2
Ika
3
2
3
3
3
2
Keterangan     :
1          =  Sangat tidak suka
2          = Tidak suka
3          = Netral
4          = Suka
5          = Sangat suka

Tabel 1.4. Anova Uji Hedonik
Sumber keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Koordinat
Koordinat Tengah
F hit
F Tabel
Sig.
Blok
14
4.733333333
0.3380952  
1.0349854
.4305
NS
Jumlah starter
5
18.
3.76  
11.510204
.0000
S
Galat
70
22.86666667
0.1428571

Total
89
46.4       












Tabel 1.5.Hasil Uji lanjut Rasa Wine
Juml
Rerata
Signifikan
12,5          
2.93333333333     
a
10
2.86666666667     
a
15
2.73333333333     
a
17,5          
2.53333333333     
  ab
7,5           
2.06666666667     
  bc
5
1.66666666667     
          c

Tabel 1.6. Hasil uji Anova Aroma Wine
Sumber keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Koordinat
Koordinat Tengah
F hit
F Tabel
Sig.
Blok
14
8.93
0.6380952  
1.6584158
.0850
NS
Jumlah starter
5
11.73
2.3466667  
6.0990099
.0001
S
Galat
70
26.93
0.3847619

Total
89
47.6           











Tabel 1.7. Hasil Uji Lanjut Aroma Wine
Konsentrasi Ragi
Rerata
Signifikan
15
3.06    
a
12,5                    
2.6     
ab
10
2.4     
bc
7,5                     
2.2     
bc
17,5                    
2.2     
bc
5
1.93     
 c

Tabel 1.8. Hasil Anova Uji Hedonik Warna Wine
Sumber keragaman
Derajat Bebas
Jumlah Koordinat
Koordinat Tengah
F hit
F Tabel
Sig.
Blok
14
6.4
0.4571429  
0.9160305
.5460
NS
Jumlah starter
5
7.066666667
1.4133333  
2.8320611
.0219
S
Galat
70
34.93333333
0.4990476

Total
89
48.4            











Tabel 1.9. Hasil Uji Lanjut Warna Wine
Konsentrasi Ragi
Rerata
Signifikan
5
3
 a
12,5                    
2.53    
    ab
10
2.47    
    ab
15
2.47     
    ab
17,5                    
2.2     
      b
7,5
2.13    
      b

PEMBAHASAN
Wine merupakan minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari jus anggur yang difermentasi. Keseimbangan sifat alami yang terkandung pada buah anggur, menyebabkan buah tersebut dapat difermentasi tanpa penambahan gula, asam, enzim, ataupun nutrisi lain. Wine dibuat dengan cara memfermentasi jus buah anggur menggunakan khamir dari tipe tertentu. Yeast tersebut akan mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan mengubahnya menjadi alkohol.  Perbedaan varietas anggur dan strain khamir yang digunakan, tergantung pada tipe dari wine yang akan diproduksi (Yasa, 2011).
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari jenis inokulum dan volume starter terhadap sifat organoleptik wine apel. Adapun perlakuan yang diberikan pada praktikum ini yaitu dengan penambahan konsentrasi ragi yang berbeda-beda yaitu 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, 12,5 ml, 15 ml dan 17, 5 ml. Berdasarkan uji hedonik yang dilakukan didapatkan hasil yaitu terdapat pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa wine sehingga perlu dilakukan uji lanjut, setelah dilakukan uji lanjut terhadap rasa wine didapatkan hasil yaitu konsentrasi ragi 12,5 ml, konsentrasi ragi 10 ml dan konsentrasi 15 ml tidak memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa wine sedangkan terdapat pengaruh yang berbeda nyata antara sampel wine yang ditambahkan konsentrasi 17,5 ml dengan sampel wine yang ditambahkan konsentrasi ragi sebesar 7,5 ml dan terdapat pengaruh yang berbeda nyata terhadap konsentrasi ragi 5 ml terhadap rasa wine.
 Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa para panelis lebih meyukai wine apel yang di tambahkan konsentrasi ragi sebesar 17,5 ml dibandingkan dengan wine apel yang ditambahkan konsentrasi ragi sebesar 5 ml Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi ragi yang ditambahkan maka mikroorganisme yang dihasilkan semakin banyak sehingga akan mempengaruhi rasa yang dihasilkan oleh wine apel tersebut selain itu Menurut Ranizar (2013), khamir adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi jus buah menjadi wine. Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp. Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber nitrogen.
Sedangkan untuk parameter aroma Berdasarkan uji ANOVA yang dilakukan didapatkan hasil yang sangat berbeda nyata terhadap aroma wine untuk setiap perlakuan sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui tingkat signifikansi antar perlakuan, setelah dilakukan uji lanjut di dapatkan hasil yaitu sampel wine yang ditambahkan konsentrasi ragi 15 ml, 12,5 ml, 10 ml, 7,5 ml, 17,5 ml dan 5 ml memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma wine yang dihasilkan. Berdasarkan dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian konsentrasi ragi yang berbeda pada wine apel dapat mempengaruhi aroma yang dihasilkan. Menurut Zainuddin (2013) Proses fermentasi yang berlangsung lambat dan lama suhu yang rendah akan menghasilkan wine dengan flavor yang lebih pahit daripada proses fermentasi cepat pada suhu yang lebih tinggi. Tetapi jika suhu terlalu tinggi dapat menghasilkan khamir wine dan merupakan kondisi yang sesuai bagi mikroorganisme lain. Misalnya bakteri Lactobacillus akan tumbuh dan menimbalkan kerusakan pada wine. Pemeraman akan memberikan aroma atau bouquet yang merupakan salah satu karakteristik wine komponen aroma dan rasa yang terpenting adalah ester-ester dan alkohol.
Untuk parameter warna Berdasarkan uji ANOVA yang dilakukan didapatkan hasil yang sangat berbeda nyata terhadap warna wine untuk setiap perlakuan sehingga perlu dilakukan uji lanjut untuk mengetahui tingkat signifikansi antar perlakuan, setelah dilakukan uji lanjut diperoleh hasil yaitu terdapat pengaruh yang berbeda nyata terhadap sampel wine yang ditambahkan konsentrasi ragi 5 ml dengan sampel wine yang ditambahkan konsentrasi 12,5 gram, 10 ml dan 15 ml akan tetapi tidak terdapat pengaruh yang berbeda nyata antara sampel wine yang ditambahkan konsentrasi ragi 15 ml dan 17, 5 ml. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa warna yang dihasilkan dari penambahan konsentrasi ragi dengan jumlah yang berbeda tidak terlalu memberikan hasil yang signifikan warna dari wine apel yang diperoleh adalah sangat coklat, coklat dan coklat jernih seharusnya dengan penambahan konsentrasi ragi dengan jumlah yang berbeda akan menghasilkan warna yang berbeda pula hal ini dipengaruhi oleh tingkat sensitivitas dari para panelis yang melakukan uji organoleptik terhadap warna wine apel sehingga para panelis tidak dapat membedakan warna wine apel karena warna yang dihasilkan antara wine apel yang satu dengan yang lain hampir sama.
Selain itu pada hasil pengamatan dari wine apel selama dalam proses pemeraman terlihat bahwa rendemen dari sari buah apel lebih banyak mengendap pada dasar fermentornya, hal ini menunjukkan proses fermentasi yang kurang sempurna pada pembuatan wine apel karena pada proses pemeraman tidak dilakukan agitasi (pengadukan) yang bertujuan untuk menyebar khamir ke semua medium fermentasi sehingga proses perombakan atau fermentasi merata dan juga tidak adanya aerasi atau penyuplaian oksigen, karena juga khamir jenis Saccharomycess cerevisise mebutuhkan sedikit oksigen sehingga dapat memaksimalkan proses fermentasi karena fermentor yang baik harus dilengkapi dengan sistem agitasi dan juga aerasi untuk menghasilkan produk yang berkualitas, hal tersebut secara tidak langsung dapat mempengaruhi warna, aroma serta rasa yang dihasilkan dari fermentasi wine apel, karakteristik dan mutu wine ditentukan oleh komposisi bahan baku, proses fermentasi, dan perubahan-perubahan yang terjadi baik alami atau disengaja dalam periode setelah fermentasi selesai. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi dalam proses fermentasi wine apel antara lain suhu, lama pemeraman, tingkat sanitasi dalam pembuatanya, tingkat kemurnian ragi yang digunakan serta bahan bakunya.



KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1.      Saccharomyces sp merupakan salah satu jenis khamir yang berperan dalam pembuatan wine.
2.      Untuk parameter rasa perbedaan yang nyata hanya terdapat pada sampel wine yang yang ditambahkan konsentrasi ragi 17,5 ml, 7,5 ml dan 5 ml.
3.      Untuk parameter aroma pemberian konsentrasi yang berbeda menghasilkan aroma yang berbeda pula pada wine apel karena semakin tinggi konsentrasi ragi yang diberikan aroma alkoholnya semakin tinggi.
4.      Karakteristik dan mutu wine ditentukan oleh komposisi bahan baku, proses fermentasi, dan perubahan-perubahan yang terjadi baik alami atau disengaja dalam periode setelah fermentasi selesai.
5.      Faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan wine apel  adalah bahan baku, lama fermentasi, konsentrasi ragi dan tingkat sanitasinya.

1 komentar:

  1. slot pg 123 เกมของทางค่าย pg slot นี้เรียกว่าจัดหนักจัดเต็มกันทุกเกมที่ออกมาเลยเพราะเหตุว่ามีเกมให้เลือกเล่นมากมายมากยิ่งกว่า100รายการเกม ทำให้ผู้เล่นต่างชอบใจเกมของทาง pgslot

    BalasHapus